Jumat, 25 Maret 2011

Jalan Menuju Bahagia... bersama Ridho sang Pencipta Cinta

by Ismeidas Makfiansah on Thursday

Friends... life is just a journey...

Banyaknya harta tidak akan mampu membeli cinta dan bahagia, pun terbukti banyakmanusia di televisi yg hancur hidup dan rumah tangganya justru ditengah kekayaan dan kejayaan karirnya. popularitas, ke-keren-an ternyata tak mampu membuat kebahagian mengidolakan kita.

ilmu yang banyak, title yg panjang semeter akan terasa sia-sia, jika tidak jelas apa visi hidup dan kebahagiaannya..

Allah menceritakan kepada kita bagaimana visi nabi Muhammad dan sahabatnya yg membuat mereka jd manusia paling bahagia di dunia dan di syurga

"kamu lihat mereka ruku’ dan sujud, mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. (Al-Fath: 29)

dalam ayat lain Allah mengingatkan

"Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya". (2:207)

وَاللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَقُّ أَنْ يُرْضُوهُ

Allah dan Rasul-Nya yang lebih berhak untuk mereka cari keridhoan-Nya (QS 9:61)


diantara kerusakan yg dilakukan manusia pada jiwanya, sehingga hatinya membusuk adalah ketika ia gantungkan kebahagiaan pada keindahan dan pesona dunia, padahal sesungguhnya kebahagiaan itu sudah built-in dalam hatinya

sehingga banyak manusia yang kebahagiannya itu menunggu, nunggu gajian baru bs bahagia, nunggu kawin, nunggu dapet kerjaan, nunggu fesbuk-nya on line, nunggu dapet pembantu, nunggu makan duren, atau nunggu naik gaji, bahagialah sekarang juga, kan bahagia sudah ada di hati kita...

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.
(QS. Ali Imran: 14)


abang, mpok, ncang, ncing, nyak, babe, eneng, entong, inget ye pade-pade

di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik ...

dan jika manusia menggantungkan mimpi bahagianya pada dunia itulah tanda bahwa iman mulai lemah, keyakinan kita mulai lemah,

إِنَّ مِنْ ضَعْفِ يَقِيْنِكَ أَنْ تَكُوْنَ بِمَا فِي يَدِكَ أَوْثَقُ مِنْكَ بِمَا فِي يَدِ اللهِ

“Sesungguhnya di antara lemahnya imanmu engkau lebih percaya kepada harta yang ada di tanganmu dari pada apa yang ada di sisi Allah” (Al-Hasan Al-Bashri Jami’ul ‘Uluum wal hikam 2/147)

hingga, kadang untuk mendapat harta dunia dan pujian manusia, kita rela melakukan apa saja, dari mulai berdusta pd teman, pada bos, atau pada pasangannya, sampai makan duit negara...

bahkan, hanya karena ga enak sama teman, ga enak sama ortu, atau ga enak sama tetangga, ga enak apa kata temen-temen nanti... manusia mau melakukan kemusyrikan dan keharaman, dari masalah busana, gaya hidup, sampai adat dalam pernikahan... bahkan untuk sebuah kekuasaan, aktivis dakwah rela ikut kampanye dengan dangdut dan joged-jogedan (ga mencerdaskan, malah membodohi ummat)

memang untuk mendapatkan keridhoan Allah kadang kita harus berhadapan dengan hobby manusia, hingga saat kita berbeda, kita harus rela dimusuhi, dicela, bahkan di fitnah...

it's okey friends, no problem, laa ba'sa, doakan saja agar Allah memberi hidayah dan mendewasakan kita dan mereka, bukankah kita bersaudara...

tp jangan ragu untuk terus maju mencari ridho Allah... apa pun resikonya...


عن عائشة رضي الله عنها قالت : قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : « مَنِ الْتَمَسَ رِضَاءَ اللَّهِ بِسَخَطِ النَّاسِ رضي الله عنه وأرضى الناس عنه وَمَنِ الْتَمَسَ رِضَاءَ النَّاسِ بِسَخَطِ اللَّهِ سخط الله عليه وأسخط عليه الناس » رواه ابن حبان

“Aisyah radhiyallah ‘anha berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
Siapa yang mencari keridhaan Allah dengan kemarahan manusia maka Allah kan meridhainya dan menjadikan manusia ridha kepadanya,
dan siapa yang mencari keridhaan manusia dengan kemurkaan Allah maka Allah akan murka kepadanya dan menjadikan manusia murka kepadanya”.
(HR. Ibnu Hibban)


jadilah kita manusia yang kaya jiwa... agar mampu berbahagia menuju keridhoan Allah..

وَغِنَى النَّفْسِ هُوَ بَابُ الرِّضَا بِقَضَاءِ اللهِ تَعَالىَ وَالتَّسْلِيْم لأَمْرِهِ،

“Dan kaya jiwa (qona’ah) merupakan pintu keridhoan atas keputusan Allah dan menerima pd ketetapanNya ” (Ibnu Batthool Syarh shahih Al-Bukhari)

يَا أَبَا ذَر، أَتَرَى كَثْرَةَ الْمَالِ هُوَ الْغِنَى؟ قُلْتُ : نَعَمْ يَا رَسُوْلَ اللهِ، قَالَ : أَفَتَرَى قِلَّةِ الْمَالِ هُوَ الْفَقْرُ؟ قُلْتُ : نَعَمْ يَا رَسُوْلَ اللهِ. قال : إِنَّمَا الْغِنَى غِنَى الْقَلْبِ وَالْفَقْرُ فَقْرُ الْقَلْبِ

“Wahai Abu Dzar, apakah engkau memandang banyaknya harta merupakan kekayaan?”. Aku (Abu Dzar) berkata : “Iya Rasulullah”. Rasulullah berkata : “Apakah engkau memandang bahwa sedikitnya harta merupakan kemiskinan?”, Aku (Abu Dzar ) berkata, “Benar Rasulullah”. Rasulullahpun berkata : “Sesungguhnya kekayaan adalah kayanya hati, dan kemisikinan adalah miskinnya hati” (HR Ibnu Hibbaan)



(ismeidas makfiansah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar