Kamis, 29 Oktober 2009

Keyakinan: keberanian untuk menembus mimpi dan angan-angan

Keyakinan: keberanian untuk menembus mimpi dan angan-angan

”Wahai golongan jin dan manusia! Jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka tembuslah. Kamu tidak akan mampu menembusnya kecuali dengan kekuatan" Ar Rahman 33.

Bukankah ayat itu mengingatkan kita bahwa bukan cuma mimpi, bahkan penjuru langit dan bumi mampu manusia taklukan. menembus semesta dulu hanya sebatas mimpi dan angan, tapi janji Allah adalah kebenaran, dengan kekuatan, mimpi kemarin adalah hari ini menjadi kenyataan .
dengan demikian harapan akan kembalinya kemuliaan ditangan islam adalah bukanlah uthopia, tapi mimpi yg pasti akan nyata.untuk itu kita butuh kekuatan yang lahir dari benih keyakinan.

ingatkah kita akan kisah ketika Bunda Aminah melahirkan Nabi saw, ia melihat cahaya yang terang benderang hingga pandangannya menembus dan melihat Istana Istana Romawi (Fathul Bari Almasyhur juz 6 hal 583)
dimalam kelahiran Rasul saw itu runtuh singgasana Kaisar Kisra Parsi, dan runtuh pula 14 buah jendela besar di Istana Kisra, dan Padamnya Api di Kekaisaran Persia yang 1000 tahun tak pernah padam. (Riwayat shahih oleh Ibn Hibban dan Hakim Fathul Bari Almasyhur juz 6 hal 583)
dan ingatlah dibawah bendera Islam mimpi sang Bunda itu telah jadi kenyataan

"Ketika paluku jatuh yang pertama dan batu keras itu mulai pecah dan sinar api memancar daripadanya, terbayanglah di dalam cahaya lintasan api itu istana-istana di negeri Hiirah dan singgasana ternpat bersemayam Kisra (Persia) , menyeringai kepadaku laksana saing-saing dari anjing. Di saat itu juga Jibril datang membisikkan kepadaku bahwa sernuanya itu kelak akan ditaklukkan oleh ummatku.
Seketika palu aku ayunkan yang kedua kali dan batu itu mulai retak, maka dalam cahaya api terbayang pula menyeringai istana-istana merah di negeri Rum, laksana seringai anjing. Jibril datang pula kepadaku membisikkan bahwa umat ku akan menguasai negeri itu kelak .
Pada ayunan ketiga dan batu itu aku hantam lagi , memancar pula cetusan api. Di saat itu pula terbayang menyeringai istana-istana di negeri Shan'aak, (Arabia Selatan) laksana saing-saing anjing. Jibril pun datang membisikkan kepadaku bahwa tempat itu kelak akan dikuasai oleh ummatku.

Oleh sebab itu betapa pun yang kamu hadapi, gembirakanlah hatimu!".

bergembiralah seluruh kaum Muslimin itu dan semua mengucapkan: "Alhamdulillah ! Segala puji bagi Allah , segala apa yang Allah janjikan adalah pasti dan benar!

bukankah janji Rosul disaat itu tak ubahnya angan-angan untuk sekedar menenangkan, karena jangankan merebut kisra persia, untuk bisa selamat dari kepungan pedang-pedang pasukan lawan pun tinggal sekedar harapan.
adalah sahabat Jabir yg bercerita seperti diriwayatkan Imam Bukhari “kami tidak pernah merasakan makanan apa pun selama tiga hari..”

bukankah saat itu orang-orang munafik berteriak-teriak
“Muhammad menjanjikan kita istana Kisra, padahal ancaman musuh telah membuat seorang di antara kita hampir tidak bisa membuang hajat.”

ya benar, bahkan untuk mengatasi lapar Rasulullah bahkan mengganjal perutnya dgn batu, bagaimana mungkin ia menaklukan legenda persia.

kita kadang lupa bahwa pertolongan Allah akan selalu mampu menembus batas angan-angan.
dan saat ini janji diluar batas logika itu sebagian sudah jadi kenyataan.


suatu ketika sahabat bercerita
"bahwa ketika kami duduk di sekeliling Rasulullah SAW untuk menulis, tiba-tiba beliau SAW ditanya tentang kota manakah yang akan futuh terlebih dahulu, Konstantinopel atau Roma. Rasulullah SAW menjawab,"Kota Heraklius terlebih dahulu (maksudnya Konstantinopel) (HR Ahmad).”

dan Muhammad Alfatih beberapa abad yang lalu melaksanakan tugasnya menyelesaikan janji Rosul menaklukan kostantinopel, dan saat ini ummat menanti lahirnya ksatria penembus kota Roma.

Yakinlah akan kejayaan ditangan Islam, kebenaran akan janji yang akan jadi kenyataaan. tugas kita kini bertarung dengan penuh keberanian menegakkan islam keseluruh tepian kehidupan, karena keyakina akan melahirkan kenyataan.
kita tidak butuh pengeluh yang hanya bertanya memngeluhkan keadaan, pesimis akan masa depan, ragu untuk tetap istiqomah dalam kebenaran, mundur karena menyerah, mutung pada kesulitan.
saat maju dengan keimanan. karena keraguan hanya menunda kekalahan.

ingatkah kita pada perkataan sang Nabi saat-saat awal runtuhnya romawi, pesan akan lahirnya ksatria baru bagi ummat ini

Pada bulan jumadil al-ula tahun 8 Hijriah, Rasulullah Saw. Mengirimkan pasukan islam kurang lebih 3000 prajurit ke daerah Mu’tah yang berbatasan dengan kerajaan Romawi,sementara Romawi menyiapkan 100.000 pasukan untuk membantai ksatria-ksatria Islam,

3000 berbanding 100.000, 1 orang berbanding 30 , saya selalu "bermimpi " menjadi salah satu ksatrianya...

Diriwayatkan dari Abdulloh bin Ja'far rodliyallohu 'anhuma, ia menuturkan: Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam mengirim sebuah pasukan dan beliau menunjuk Zaid bin Haritsah untuk memimpinnya, dan beliau bersabda:

Sesungguhnya saudara-saudara kalian telah bertemu dengan musuh. Dan sesungguhnya Zaid telah mengambil bendera lalu ia berperang sampai terbunuh atau mati syahid. Kemudian bendera diambil oleh Ja'far bin Abi Tholib lalu ia berperang sampai terbunuh atau mati syahid. Kemudian bendera diambil oleh Abdulloh bin Rowahah lalu ia berperang sampai terbunuh atau mati syahid.
Kemudian bendera Alloh diambil oleh sebuah pedang dari pedang-pedang Alloh, Kholid bin Al Walid, lalu Alloh memberikan kemenangan kepadanya.

apa yang membuat 3000 orang berani menghadapi 100.000 pasukan dari kekaisaran romawi yang legendaris.

ini jawaban sang syuhada

ketika mengetahui jumlah musuh yang besar sebagian sahabat berkata
"Kita kirim saja surat kepada Rasulullah saw.dan kita jelaskan jumlah musuh agar beliau mengirimkan bantuan, atau memerintahkan kita pulang."

Namun Abdullah bin rowahah menolak dan terus maju tanpa ada setitik pun keraguan, menembus ratusan ribu tebasan pedang.

"... dengan itu Allah memuliakan kita. Berangkatlah kalian,niscaya kalian akan mendapatkan salah satu dari dua kebaikan, kemenangan atau mati syahid."
Kaum Muslim pun bereaksi dengan berkata,
"Abdulah bin Rawahah berkata benar."

keyakinan yang telah melahirkan keberanian.

dengan itu ja'far bertempur penuh heroisme, ia disebut sebagai manusia bersayap dua disyurga karena kedua tangan tertebas demi mempetahankan panji Islam agar tetap berkibar. ia syahid diusia 33 tahun.

keyakinan yang melahirkan keberanian menembus batas harapan apakah anda memilikinya

seperti kata penyair

"saat debu-debu perang berterbangan silahkan pilih kualitas anda, seperti keledai ataukah kuda"

by ismeidas makfiansah
.

Senin, 26 Oktober 2009

syarat-syarat pertolongan Allah

syarat-syarat pertolongan Allah
by ismeidas makfiansah


Dari Abul-‘Abbas ‘Abdullah Bin ‘Abbas –-semoga Allah meridoinya- ia mengatakan,
“Aku berada di belakang Rasulullah saw. Beliau mengatakan, ‘Nak, Jagalah Allah niscaya Dia akan menjagamu. Jagalah Allah niscaya engkau akan dapati Dia ada di hadapanmu. Jika engkau memohon, mohonlah kepada Allah; dan jika engkau meminta pertolongan, mintalah pertolongan kepada Allah. Dan ketahuilah bahwa jika seluruh umat berhimpun untuk memberikan manfaat (keselamatan) kepadamu, niscaya mereka tidak dapat melakukannya selain apa yang sudah Allah tetapkan untukmu. Dan seandainya seluruh umat berhimpun untuk menecelakakanmu, niscaya mereka tidak dapat melakukannya kecuali kecelakaan yang memang sudah Allah tetapkan untukmu. Telah diangkat pena dan telah kering lembaran-lembaran.” (diriwayatkan oleh At-Tirmidzi.

Dan dalam riwayat lainRasulullah saw. bersabda,
“Jagalah Allah niscaya kamu akan mendapati-Nya di depanmu; kenalilah Allah pada saat mendapat kemudahan, niscaya Dia akan mengenalmu saat kamu mendapat kesulitan. Ketahuilah bahwa apa yang bukan jatahmu tidak akan mengenaimu dan apa yang menjadi jatahmu tidak akan salah sasaran. Ketahuilah bahwa pertolongan Allah bersama kesabaran; kelapangan ada bersama kesempitan; dan kemudahan ada bersama kesulitan.” (Al-Hakim dan Ahmad)

Dari Abu Abdullah, yaitu Khabbab bin Aratti , katanya: “Kita mengadu kepada Rasulullah dan beliau ketika itu meletakkan pakaian burdahnya di bawah kepalanya sebagai bantal dan berada di naungan Ka’bah, kita berkata: Mengapa Tuan tidak memohonkan pertolongan – kepada Allah – untuk kita, sehingga kita menang? Mengapa Tuan tidak berdoa sedemikian itu untuk kita?” Beliau lalu bersabda:

“Pernah terjadi terhadap orang-orang sebelum mu – yakni zaman Nabi-nabi yang lalu, iaitu ada seorang yang diambil – oleh musuhnya, kerana ia beriman, kemudian digalikanlah tanah untuknya dan ia diletakkan di dalam tanah tadi, selanjutnya didatangkanlah sebuah gergaji dan ini diletakkan di atas kepalanya, seterusnya kepalanya itu dibelah menjadi dua. Selain itu ia pun disisir dengan sisir yang terbuat dari besi yang dikenakan di bawah daging dan tulangnya, semua siksaan itu tidak memalingkan ia dari agamanya -yakni ia tetap beriman kepada Allah. Demi Allah nescayalah Allah sungguh akan menyempurnakan perkara ini – yakni Agama Islam, sehingga seseorang yang berkendaraan yang berjalan dari Shan’a ke Hadhramaut tidak ada yang ditakuti melainkan Allah atau kerana takut pada serigala atas kambingnya – sebab takut sedemikian ini lumrah saja. Tetapi engkau semua itu hendak

1. Ikhlas Lillahi Ta’ala: ibadatillaahi wahdah

Allah SWT berfirman :
“Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata) : “Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya”. Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar.” (QS. AZ-Zumar : 3)

Dan Dialah (Allah) yg menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji diantara kita siapa yang paling baik amalnya (ahsanu amalan) almulk:2
tafsir dari ahsaanu amalan adalah khulushuhu wa showabahu , yang ikhlash dan benar amalnya.

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta’atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat ; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS. Al-Bayyinah : 5)

“Barangsiapa yang berperang di jalan Allah agar kalimat Allah tinggi maka dia di jalan Allah” [Hadits Riwayat Bukhari 7458 dan Muslim 1904]

“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam) ; sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thagut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah : 256)

2. tsabat wa katsrotu dzikrullah
“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu bertemu pasukan (musuh), maka berteguh hatilah dan sebutlah (nama) Allah banyak-banyak (berdzikir dan berdoa) agar kamu beruntung.


3. Iltizam bisyari'atihi
“Laa tajtami’u ummati ‘ala dhalaalah”, kata nabi kita SAW -shallallahu ‘alaihi wa sallam- . “Tidak akan mungkin ummatku bersatu dalam sebuah kesesatan.”

karena itulah Umar bin Abdul Aziz rahimahullah berkata : “Barangsiapa yang beribadah kepada Allah tanpa ilmu maka dia lebih banyak merusak daripada memperbaiki”.

Abdurrahman bin Jubair, bercerita apa yang ia dengar dari ayahnya, Tatkala Cyprus (Romawi) diktaklukkan kaum muslimin, tiba-tiba mereka banyak yang menangis. Aku melihat Abu Darda’ menangis sendirian, aku bertanya kepadanya, ‘Wahai Abud Darda’ apa yang membuat menangis di hari Allah Azza Wa Jalla memuliakan Islam dan pemeluknya?’. Ia berkata, ‘Celaka kamu wahai Jubair. Betapa hinanya makhluk disisi Allah Ta’ala, jika mereka mengabaikan perintah-Nya.Kamu tahu mereka sebelumnya adalah umat yang kuat dan pemenang, akan tetapi karena mereka meninggalkan perintah Allah, maka kamu lihat seperti apa mereka sekarang? ‘

“Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha kuat lagi Maha perkasa, (yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.” (QS al-Hajj: 40-41)

iltizam pada syariat haruslah diiringi dengan ilmu dan pemahaman agama yang baik karena syariat akan menjadi rusak tanpa ilmu dan pemahaman agama

“Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakal-lah yang dapat menerima pelajaran.” (QS. Az-Zumar : 9)

Dan taatilah Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berselisih, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan kekuatanmu hilang dan bersabarlah. Sungguh, Allah beserta orang-orang sabar”

4. tawahadu ala dakwah

"dan orang-orang kafir saling mendukung sati dengan lainnya, jika kalian tidak melakukan yg sama maka akan terjadi fitnah dimuka bumi dan kerusakan yang dahsyat"
Dan taatilah Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berselisih, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan kekuatanmu hilang dan bersabarlah. Sungguh, Allah beserta orang-orang sabar”

Maka apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) pertama dari kedua (kejahatan) itu, Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan yang besar, lalu mereka merajalela di kampung-kampung, dan itulah ketetapan yang pasti terlaksana. (QS Al Isra’: 5)

5.ashobru anil fitnah wal ibtila

kesabaran, seperti sabarnya Ayyub a.s. menanggung sakit, atau sabarnya Nuh AS berda'wah ratusan tahun. Militansi menggambarkan semangat, seperti semangat para tabi'in yang merantau ke beberapa negeri hanya untuk mencari sebuah hadits, atau seperti semangat belajar Imam Thabari dan Al-Biuni yang masih berdiskusi agama beberapa detik sebelum meninggalnya. kesabaran nabi isa yg harus berjuang dalam kepapaan.

“Sesungguhnya hanya orang-orang bersabar sajalah yang dicukupkan pahala mereka tanpa perhitungan.” (QS az-Zumar : 10)

وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ وَلا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَلا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا
“Dan bersabarlah kamu (wahai Muhammad) bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.” (Al-Kahfi: 28)

Dan taatilah Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berselisih, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan kekuatanmu hilang dan bersabarlah. Sungguh, Allah beserta orang-orang sabar”

Allah berfriman : "Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah, kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (diperbatasan negerimu) dan bertakwalah kapada Allah, supaya kamu beruntung". ( QS:3: 200)

6. tafaaul bi nashrullah

"Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi, dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana" (Qs Alfath:4)

bukankah Nabi Nuh yang berdakwah ratusan mesti menghadapi putranya sendiri, ketika perahu keselamatannya dijadikan WC tempat orang-orang membuang tinja tak adalagi harapan untuk bisa membersihkannya.

bukankah nabi Ibrahim yang dibakar oleh Namruj dimana tak satupun akal manusia yg mampu menyelamatkannya,

bukankah nabi Yunus ditelan oleh ikan sehingga tak adalagi jalan keluarnya, tak adalgi harapan kecuali keyakinan kepada Allah..

Pada malam hijrah kemadinah, Rasulullah SAW ditemani Abu Bakar raddhiyallahu anhu sempat bersembunyi di gua Tsur. Orang-orang quraisy berhasil mengejarnya hingga kemulut gua. Abu Bakar sempat khawatir. Tetapi Rasulullah menenangkannya. Maka turunlah pertolongan Allah, menembus logika didepan gua ada burung dan laba-laba, salah satu jenis mahluq yang paling lemah.

Sementara itu Musapun punya kisah sendiri saat firaun dan bala tentaranya mengejar Musa. Musa dan beberapa pingikutnya terus berlari dan berlari. hingga akhirnya mereka sampai kelaut merah. Pengikut Musa sudah pesimis Tetapi jiwa kerasulan Musa tidak terpengaruh
"Sesungguhnya Tuhanku besertaku. Kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku"(QS Asyura:62).

Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu?. Meraka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya : “bilakah datangnya pertolongan Allah?”. Ingatlah sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. (Al Baqarah : 214)

Senin, 19 Oktober 2009

Rindu Pulang ke Syurga

عَنْ ابْنِ عُمَرْ رضي الله عَنْهُمَا قَالَ : أَخَذَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم بِمَنْكِبَيَّ فَقَالَ : كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيْبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيْلٍ . وَكاَنَ ابْنُ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا يَقُوْلُ : إِذَا أَمْسَيْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ، وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الْمَسَاءَ، وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ، وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ .
Dari Ibnu ‘Umar r.a. berkata, Rosulullah pernah menepuk pundakku seraya bersabda: “Jadilah kamu di dunia ini seperti orang asing atau musafir dalam perjalanan”, hr bukhori.
Di antara ibroh yg bisa kita petik dari hadits diatas adalah

1. Keindahan Akhlaq dalam berdakwah.

Rosulullah memiliki wisdom, sangat humble, dan friendly dan itu ia perlihatkanketika menepuk pundak ibnu umar, sehungga berkesan sangat salam.
Setelah Rosulullah (Shollallohu ‘alaihi wasallam) wafat, sahabat banyak yang menangis, Rasul Yang Mulia telah meninggalkan para sahabat. Beberapa waktu kemudian, seorang arab badui menemui Umar dan dia berkata
"Ceritakan padaku akhlak Nabi Muhammad !". Umar menangis mendengar permintaan itu. Ia tak sanggup berkata apa-apa.
Ia menyuruh Arab badui tersebut menemui Bilal. Setelah ditemui dan diajukan permintaan yg sama, Bilal pun menangis, ia tak sanggup menceritakan apapun. Bilal hanya dapat menyuruh orang tersebut menjumpai Ali bin Abi Thalib.

lalu sang badui menemui Ali,
Ali dengan linangan air mata berkata,
"Ceritakan padaku keindahan dunia ini!."
Badui ini menjawab, "Bagaimana mungkin aku dapat menceritakan segala keindahan dunia ini...."

Ali menjawab, "Engkau tak sanggup menceritakan keindahan dunia padahal Allah telah berfirman bahwa sungguh dunia ini kecil dan hanyalah senda gurau belaka, lalu bagaimana aku dapat melukiskan akhlak Rasulullah (Shollallohu ‘alaihi wasallam), sedangkan Allah telah berfirman bahwa sungguh Muhammad memiliki budi pekerti yang agung! (QS. Al-Qalam[68]

Badui ini lalu menemui Siti Aisyah r.a. Isteri Rosulullah sallAllahu 'alaihi wasallam yang sering disapa "humairah" oleh Rosulullah ini hanya menjawab, khuluquhu al-Qur'an (Akhlaknya Muhammad itu Al-Qur'an).
Badui ini tidak puas, bagaimana bisa ia segera menangkap akhlak Rosulullah kalau ia harus melihat ke seluruh kandungan Qur'an. Aisyah akhirnya menyarankan Badui ini untuk membaca dan menyimak QS Al-Mu'minun [23]: 1-11.

2. Zuhud terhadap dunia, karena orang asing berarti tdk dkenal dan tidak dekat,

Jadilah seperti orang asing didunia ini.
dunia itu bukan sahabatnya, bukan saudaranya, bukan kekasihnya, dia orang asing buat kita, kita tdk benci, tp kita tak mau terlalu mencintainya. kalau bepergian bawalah bekal secukupnya, tapi ga usah bawa lemari dan kulkas, apalagi spring bed karena membebani kita, bikin puyeng dan repot. Untuk itu silakanlah kaya, tp gunakanlah dunia secukupnya, jangan berlebihan, karena ia akan menjadi beban dalam perjalanan kita.

“Seandainya anak Adam memiliki satu lembah emas maka ia akan mengharapkan dua lembah berikutnya. Dan tiada yang bisa menutup mulutnya kecuali debu/tanah” (HR.Bukhory)

"Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan di dunia untuk Kami cobai mereka dengannya… ." [Thahaa: 131]

Al-Hasan rahimahullah berkata, “Aku mendapati suatu kaum (para Sahabat Nabi,-ed.)yang tidak pernah berbahagia dengan sesuatu pun dari dunia yang mereka dapatkan dan tidak pernah menyesal dengan sesuatu pun dari dunia yang hilang darinya.”

‘Abdullah bin ‘Umar Radhiyallahu 'amhu berkata, “Sesungguhnya dunia itu adalah Surga bagi orang kafir dan penjara bagi orang yang beriman. Dan sesungguhnya perumpamaan seorang mukmin ketika dirinya keluar dari dunia adalah bagaikan seorang yang sebelumnya berada di dalam penjara, lalu dia dikeluarkan darinya. Sehingga dia berjalan di atas bumi dengan mencari keluasan.” [15]

3. Mengejar ilmu, dan Menjaga akhlaqnya,

orang asing, harus banyak bertanya agar ia tau kemana arah melangkah dan dimana halte kehidupannya harus dituju, tp juga waspada dan berhati-hati terhadap dunia, karena orang asing akan menjaga jarak, bahkan tidak betah dengan dunia. orang yang asing didunia harus kembali kepada panduan hidupnya, pada petunjuk Robbnya, kembali menggali dan memahami Alquran dan sunnah nabinya sepagai pemandu menuju ujung hidupnya.

Abdullah bin Mas’ud pernah melihat rosulullah tidur di atas anyaman daun kurma lalu terlihatlah bekas guratan anyaman di punggungnya. Maka Abdullah bin Mas’ud berkata: “wahai rosulullah bagaimana seandainya aku buatkan kasur untukmu?”maka beliau bersabda :”tidaklah aku dan dunia ini melainkan ibarat seorang musafir yang istirahat sejenak di bawah pohon lalu kembali berjalan meninggalkannya..” (HR Turmudzi, hasan shohih, ).

Kita diperintah Nabi agar menjadi seperti seorang musafir yg cuma mampir, kita cuma tamu. untuk itu kalau jadi tamu tentu jangan sok tau dan belagu, agar tidak diusir.
Orang yang melakukan perjalanan alias musafir tentu ingin selamat sampai tujuan dan tidak mendapatkan kecelakaan. demikian pula seorang mukmin tentu lebih waspada agar tidak melakukan dosa-dosa di bumi Allah agar tidak celaka.

5. Berbekalah dengan amal

Kalau singgah siapkanlah kembali bekal, cukupi kebutuhan, buanglah beban hajat dan sampah.sebaik-baik bekal menuju Allah adalah taqwa, Sedangkan sejelek-jelek beban adalah dosa. Dosa itu beban karena pelakunya harus menanggung siksanya kelak di neraka. Sebagai muslim yang baik tentu ia berusaha mengurangi dosa-dosa dan justru ingin selalu memperbanyak pahala.

Sebagaimana seorang musafir tentu tidak mau membebani diri dengan membeli kasur, meja, kulkas, almari, dan beban-beban yang lain. Yang diperlukan adalah bekal bukan beban. Karena beban akan mengganggu dalam perjalanan.

Maka barangsiapa yang merenungi akibat dari kehidupan dunia, niscaya dia akan berhati-hati mengarunginya. Dan siapa saja yang meyakini panjangnya perjalanan (akhirat), maka dia akan mempersiapkan bekal untuk perjalanan tersebut.

6. Rindu pada Syurga

seorang musafir tentu ingin segera sampai ketempat tujuan dengan begitu kangen dan rindunya, orang yg hendak ke bali, hawai atau rekreasi ke bunaken tentu sangat antusias dan semangat untuk segera sampai ke tempatnya. seharusnya jika kita adalah musafir dunia tentu sangat kangen dan berharap untuk bisa kesyurga.

7.Ingin berjumpa Dengan Allah dan Rosulnya

Tentu sebagai musafir ingin sampai ketujuannya, bukankah tujuan hidup kita Allah.

Allah telah berfirman kepada nabi Daud AS ,

"WAHAI DAUD, (SEKARANG ENGKAU MENGETAHUI ) PERUMPAMAAN DUNIA YAITU LAKSANA BANGKAI DIMANA ANJING-ANJING BERKUMPUL MENGELILINGINYA, MENYERETNYA KIAN KEMARI, APAKAH ENGKAU SENANG MENJADI SEEKOR ANJING, LALU IKUT BERSAMA-SAMA (DENGAN) MEREKA MENYERET BANGKAI KIAN KEMARI? (hadis Qudsi,)

Imam Bukhari dalam shahihnya, bahwa Ali ra pernah berkata: “Dunia pergi menjauh, dan akhirat mendekat. Karena itu, jadilah kalian anak-anak akhirat, jangan menjadi budak-budak dunia”. Ali bin Abi Thalib adalah guru bagi orang-orang yang mencintai akhirat. Dalam riwayat yang shahih, suatu malam Ali ra mengelus-ngelus janggutnya, sambil menangis, “Wahai dunia, wahai yang hina, kujatuhkan talak tiga kepadamu tanpa rujuk lagi”, gumam Ali ra.

Aku sama sekali (tidak memiliki keakraban) dengan dunia, perumpamaanku dengan dunia adalah bagaikan seseorang yang ada di dalam perjalanan, dia beristirahat di bawah sebuah pohon rindang, lalu dia pergi dan meninggalkannya.” HR. Ahmad, at-Tirmidzi, Ibnu Majah dan al-Hakim. Dengan derajat shohih.

Zaid bin tsabit meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda :
"BARANGSIAPA YANG MENJADIKAN DUNIA INI SEBAGAI TERMINAL AKHIR CITA-CITANYA , NISCAYA ALLAH AKAN MENCERAIBERAIKAN URUSANNYA, MENJADIKAN KEPAPAAN MENGHANTUI DIRINYA, DAN IA HANYA MENDAPATKAN HARTA DUNIAWI SEPERTI YANG TELAH DITETAPKAN (ALLAH) BAGINYA. DAN BAGI SIAPA YANG MENJADIKAN AKHIRAT SEBAGAI PUNCAK CITA-CITANYA (TERMINAL UTAMA PERJALANANNYA) MAKA ALLAH AKAN MEMUDAHKAN SEGALA URUSANNYA , SERTA MENCIPTAKAN KEPUASAN DALAM HATINYA, SEMENTARA DUNIA DATANG DAN TUNDUK KEPADANYA (HR Ibnu Majah)



Minggu, 18 Oktober 2009

Min 'Alamati Shidqul Iman

Min 'Alamati Shidqul Iman

"Dan janganlah kalian merasa hina (rendah) dan jangan (pula) kalian merasa
 bersedih. Kalian adalah umat yang paling tinggi, jika kalian (benar-benar)
 beriman." (QS Ali Imran 139)


Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan hartadan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang
benar.[makna QS AlHujuuraat,ayat 15]

di ayat ini Allah jelaskan tentang ciri-ciri orang yang beriman

Yang pertama Yakin kepada Allah 

Yakin akan bidadari syurga yang cantik sekali dan bermata jeli, yakin bahwa bahagia dan solusi ada ditangan Allah yakin akan kebenaran Al Quran, yakin akan rizki, hidup dan mati, adalah kehendak Allah.

Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila 
disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, 
dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka  
dan kepada Allah-lah mereka bertawakal (Al-Anfaal : 2).

Yang kedua lam yartabu, Tidak Ada Keraguan

yg juga bermakna tsabat, artinya tetap ta'at/berpegang teguh 
terhadap ajaran Islam. 
yang melahirka sikap pemberani, perasaan behagia dan optimis.

Dalam surah alfushilat dijelaskan 

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka istiqomah, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu".

Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh(pula) di dalamnya apa yang kamu minta.Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
41:30-32

   
diantara ciri-ciri lam yartabu adalah

Lurus dan setia pada janjinya kepada Allah

 "Diantara orang-orang Mu'min itu ada orang-orang yang menepati janji-janji-
 nya kepada ALlah; maka di antara mereka ada yang gugur; dan diantara mereka
 ada yang menunggu. Dan mereka tidak merubah janjinya sedikitpun."
  (QS Al Ahzab 23)

Ayat ini turun sehubungan dengan sahabat yang bernama Anas bin Nadlir.
Anas bin Malik menuturkan: "Pamanku, Anas bin Nadlir tidak turut serta dalam
perang Badar. Oleh karena itu dia merasa sangat menyesal dan berkata:

'Aku tidak turut serta dalam pertempuran pertama yang diikuti 
Rasulullah saw Kalau ALlah menakdirkan aku mengikuti pertempuran
bersama Rasulullah s.a.w. di kemudian hari, niscaya ALlah akan
menyaksikan apa yang akan aku perbuat!'

di hari perang Uhud. Sa'ad bin Mu'adz menghampirinya, lalu berkata:

'Wahai Abu Amer (Anas bin Nadlir) hendak kemana engkau?'

Ia menjawab:

'Alangkah nikmatnya bau harum angin sorga. Aku menciumnya ada di
balik bukit Uhud!'

Lalu ia bertempur sampai syahid. Pada tubuhnya diketemukan lebih dari
delapan puluh luka bacokan, tusukan tombak atau panah. Lalu turunlah
ayat tersebut"
(Diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, Ar-Tirmidzi dan lain-lain. Lihat
tafsir Fathul-Qodir).

Pada riwayat lain diceritakan juga ketika Rasulullah memeriksa para
syuhada perang Uhud, beliau melewati tubuh Mush'ab bin Umair yang tergolek
tak bernyawa. Lalu Rasulullah saw. membacakan ayat tersebut.

Mush'ab bin Umair sendiri menemui syahidnya setelah berjuang habis-
habisan sebagai tameng Islam dan tameng Rasulullah saw. sampai kedua tangan-
nya putus ditebas lawan.

   

Tidak Lemah, Tidak Lesu dan tidak Pernah Menyerah

   

"Dan berapa banyak Nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar
dari pengikutnya yang shaleh. Mereka tidak lemah dalam menghadapi apa yang
menimpa mereka di jalan ALlah, tidak lesu dan tidak gampang menyerah. Dan
Allah mencintai orang-orang yang sabar." (QS Ali Imran 146)
 
  Sahabat Abdullah bin Mas'ud umpamanya. Seorang sahabat yang
berpawakan kerempeng, kurus kering dan pendek. Suatu hari dia naik sebatang
pohon sampai terlihat betisnya yang kecil, sehingga beberapa sahabat yang
melihat mentertawakannya. Namun Rasulullah SAW mengatakan: "Kalian
mentertawakannya karena dia kurus. Demi ALlah, kalau kedua betisnya itu
ditimbang, niscaya akan lebih berat dari gunung Uhud".

  Orang yang kurus kering, kerempeng dan pendek itu pernah mendatangi
orang-orang kafir Quraisy yang sedang berkumpul di sekitar Ka'bah. Tanpa
rasa takut ia membacakan ayat-ayat Al-Qur'an -- Surat Ar-Rahman -- dengan
suara lantang.

  Hal itu membangikitkan keberangan orang-orang kafir Quraisy. Tanpa
membuang kesempatan mereka bangkit dan menghadiahkan "bogem mentah" sepuas-
puasnya. Abdullah bin Mas'ud kembali kepada pada sahabatnya dalam keadaan
babak belur. Tubuhnya berlumuran darah.

  "Inilah yang aku khawatirkan terjadi atas dirimu!" sambut salah
seorang sahabat. Ibnu Mas'ud menjawab: "Demi ALlah, kalau kalian masih
menginginkan aku melakukannya sekali lagi, niscaya akan aku lakukan!".

 Tidak diLalaikan Godaan Dunia

  Allah SWT menerangkan sifat orang-orang yang mengisi rumah-Nya,
yaitu para sahabat sebagai orang-orang yang tidak pernah dilalaikan oleh
utusan-utusan dunia. Aktifitas bisnis mereka tidak membuat mereka lupa
dzikrullah, mendirikan sholat dan mengeluarkan zakat. Firman ALlah:

"(Yaitu) orang-orang yang bisnis dan perdagangan (mereka) tidak membuat
mereka lalai dari dzikrullah, mendirikan sholat dan mengeluarkan zakat".
  (QS An-Nur 37)

  

   
3. Yang ketiga adalah Jihad. 

baik jihad nyawa , jihad harta, ilmu, jihad waktu, jihad tenaga, 
bahkan berjihad dengan akhlaq kita. 

   
by ismeidas makfiansah

Jumat, 16 Oktober 2009

Generasi yang bahagia dan mulia dengan sholat, dan generasi yang rusak celaka tanpa sholat

Generasi yang bahagia dan mulia dengan sholat, dan generasi yang rusak celaka tanpa sholat

by: ismeidas makfiansah



 أُولَئِكَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ مِنْ ذُرِّيَّةِ ءَادَمَ وَمِمَّنْ حَمَلْنَا مَعَ نُوحٍ وَمِنْ ذُرِّيَّةِ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْرَائِيلَ وَمِمَّنْ هَدَيْنَا وَاجْتَبَيْنَا إِذَا تُتْلَى عَلَيْهِمْ ءَايَاتُ الرَّحْمَنِ خَرُّوا سُجَّدًا وَبُكِيًّا(58) فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا(59)

“Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah, yaitu para Nabi dari keturunan Adam, dan dari keturunan Ibrahim dan Israil, dan dari orang-orang yang telah Kami beri petunjuk dan telah Kami pilih. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis. Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan. Kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal saleh, maka mereka itu akan masuk surga dan tidak dianiaya (dirugikan) sedikitpun.” (terjemah QS. Maryam: 58-60).

حَدَّثَنَا زَيْدُ بْنُ الْحُبَابِ حَدَّثَنِي أَبُو السَّمْحِ حَدَّثَنِي أَبُو قَبِيلٍ أَنَّهُ سَمِعَ عُقْبَةَ بْنَ عَامِرٍ يَقُولُ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنِّي أَخَافُ عَلَى أُمَّتِي اثْنَتَيْنِ الْقُرْآنَ وَاللَّبَنَ أَمَّا اللَّبَنُ فَيَبْتَغُونَ الرِّيفَ وَيَتَّبِعُونَ الشَّهَوَاتِ وَيَتْرُكُونَ الصَّلَوَاتِ وَأَمَّا الْقُرْآنُ فَيَتَعَلَّمُهُ الْمُنَافِقُونَ فَيُجَادِلُونَ بِهِ الْمُؤْمِنِينَ. (أحمد)
Dari Uqbah bin ‘Amir, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya aku takut atas umatku dua (perkara) Al-Qur’an dan al-laban (susu). Adapun al-laban (susu) maka mereka mencari kesejahteraan dan mengikuti syahwat dan meninggalkan shalat-shalat. Dan adapun Al-Qur’an, maka dipelajari oleh orang-orang munafiq maka munafiqin itu membantah mukminin dengannya. (HR Ahmad, marfu’

Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, Kamilah yang memberi rezki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.(QS. Thoha: 132)

urgensi sholat bagi seorang muslim

1. bukti keimanan
 
قَالَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: بَيْنَ الْكُفْرِ وَالْإِيمَانِ تَرْكُ الصَّلَاةِ (رواه النسائي، الترميذي: حَدِيثٌ حَسَنٌ، وأحمد)
"Batas antara seseorang dengan kekufuran adalah meninggalkan shalat”. (HR. muslim, Nasa’i, Tirmidzi dan Ahmad). 

Ibnu Mas'ud berkata tentang shalat:
"Kamu bisa melihat generasi kami (para sahabat), tidak ada yang tertinggal dari shalat berjamaah kecuali orang yang sakit atau munafik yang diketahui nifaqnya." (HR. Muslim)
"Apabila kamu melihat seseorang membiasakan ke Masjid, maka saksikanlah untuknya dengan iman." (HR. Tirmidzi)

"Perjanjian antara kita dengan mereka adalah shalat, maka barangsiapa yang meninggalkan berarti ia kafir." (HR- Nasa'i, Tirmidzi dan Ahmad)
 Abdullah bin Syaqiq Al 'Uqaili berkata, 
"Para sahabat Nabi SAW tidak melihat sesuatu dari amal ibadah yang meninggalkannya adalah kufur selain shalat." (HR. Tirmidzi)

2. melahirkan ketenangan hati menjaga dari depresi

“Sesungguhnya manusia diciptakan dalam keadaan keluh kesah lagi kikir; apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, kecuali orang-orang yang shalat.” (Al-Ma'aruf: 19-21)

3. mencegah dari kemaksiatan

إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ   )

Sesungguhnya shalat mencegah manusia dari perbuatan keji dan mukar (Al-Ankabut: 45)


muslim yang meniggalkan sholat akan kehilangan mata air ketenangan dalam hatinya, dia akan kehilangan orientasi kehidupan, lelah dalam mencari kebahagiaan dan kehilangan arah dalam melangkah, hingga akhirnya zina jd budaya, maksiat menjadi adat..

4.adalah pelindung dalam kehidupan

“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu'“ (QS.A-Baqarah: 45
Dewasa ini, banyak orang saat menghadapi problema malah datang ke paranormal, dukun atau orang pinter (pinter ngebodoh-bodohin orang lain). Padahal Allah SWT berfirman yang artinya;

.“Maka celakalah bagi orang-orang yang melakukan shalat 
الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ َ )
“Yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya. Orang-orang yang berbuat riya. Dan tidak mau menolong dengan hal-hal yang bermanfaat.” (Al Maa’uun: 7).

5. melahirkan kesuksesan pribadi

sebagaimana kita selalu dengar dalam panggilan sholat... "hayya 'ala sholah" marilah menuju kemenangan
"Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusu' dalam shalatnya." (Al Mu'minun: 9)

6. faktor kekuatan ummat

“orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.” (QS.Al-Hajj: 41)

“ Tali-tali Islam pasti akan putus satu-persatu. Maka setiap kali putus satu tali (lalu) manusia (dengan sendirinya) bergantung dengan tali yang berikutnya. Dan tali Islam yang pertamakali putus adalah hukum(nya), sedang yang terakhir (putus) adalah shalat. (Hadits Riwayat Ahmad)

7. mencegah ummat dari kesesatan dan kehancuran

“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan” (QS. Maryam; 59).


  عن عقبة بن عامر رضي الله عنه ، قال : سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول : « سيهلك من أمتي أهل الكتاب وأهل اللبن » قال عقبة : ما أهل الكتاب يا رسول الله ؟ قال : « قوم يتعلمون كتاب الله يجادلون (1) به الذين آمنوا » قال : فقلت : ما أهل اللبن يا رسول الله ؟ « قال : » قوم يتبعون الشهوات ويضيعون الصلوات « »أخرجه الحاكم وصححه هذا حديث صحيح الإسناد ولم يخرجاه «
Artinya: “Akan rusak binasalah sebahagian dari umatku yaitu “ahlul Kitab” dan “ahlullaban”. Aku (Uqbah bin ‘Aamir/ sahabat pembawa Hadits) bertanya:
“Siapakah ‘Ahlul Kitab’ Wahai Rasulullah?” 
Beliau menjawab: “Mereka ialah orang-orang yang mempelajari Al-Quran untuk berdebat dengan orang-orang mukmin.” 
Lalu siapa pula “Ahlullaban” itu? 
Rasulullah menjawab, “Mereka ialah orang-orang yang memperturutkan hawa nafsu dan meninggalkan shalat.” (Hadits Riwayat Al-Hakim)


8. ciri manusia yg Allah berikan petunjuk..

"Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapa pun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk." (At-Taubah: 18)


9 amal yang pertama kali di hisab

إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ فَإِنْ صَلُحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ فَإِنْ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيضَتِهِ شَيْءٌ قَالَ الرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ انْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ فَيُكَمَّلَ بِهَا مَا انْتَقَصَ مِنْ الْفَرِيضَةِ ثُمَّ يَكُونُ سَائِرُ عَمَلِهِ عَلَى ذَلِكَ. (رواه الترميذي وأحمد وابن ماجه) 

“Sesungguhnya amal ibadah seseorang yang paling pertama kali dihisab adalah shalatnya. Jika shlalatnya di nilai baik, maka bahagia dan tenanglah dia. Namun jika shalatnya rusak, maka rugi dan sengsaralah dia. Adapun jika di antara shalatnya ada yang kurang sempurna, maka Allah Azza wajalla berfirman: periksalah kembali wahai para malaikat, apakah dia suka melaksanakan shalat sunah. Jika ada, sempurnakanlah shalatnya dengannya shalat sunnahnya tersebut. Seperti itulah perhitungan amal ibadahnya yang lain.” (HR. Tirmidzi, Ahmad dan Nasa’i). 

“Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah, yaitu para Nabi dari keturunan Adam, dan dari keturunan Ibrahim dan Israil, dan dari orang-orang yang telah Kami beri petunjuk dan telah Kami pilih. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis. 

maka tegakkanlah sholat saudaraku... kapanpun dimanapun, sholat adalah kewajiban, tanpa ada dispensasi buat siapapun...

"Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan shalat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (shalat) besertamu dan menyandang senjata, kemudian apabila mereka (yang shalat besertamu) sujud (telah menyempurnakan satu rakaat), maka hendaklah mereka pindah dari belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang golongan yang kedua yang belum shalat,
(An-Nisa': 102)
"Peliharalah segala shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wustha. Berdirilah karena Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu'. Jika kamu dalam keadaan takut (bahaya), maka shalatlah sambil berjalan atau berkendaraan. Kemudian apabila kamu telah aman, maka sebutlah Allah (shalatlah), sebagaimana Allah telah mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui." (Al Baqarah: 238-239)