Rabu, 22 April 2009

tanda-tanda khusnul khotimah

Tanda pertama:
Mengucapkan syahadat menjelang kematiannya.

Dalam hal ini ada beberapa hadits:

“Barangsiapa yang akhir ucapannya lailahaillallah maka ia masuk jannah.”

Dikeluarkan oleh Imam Al Hakim maupun yang lain dengan sanad yang hasan dari Mu’adz radhiyallahu’anhu. Dan melalui jalan lain juga darinya dengan lafadz:

“Tidaklah suatu jiwa mati, sedangkan ia bersaksi bahwa tidak ada Ilah yang haq kecuali Allah dan bahwa aku adalah utusan Allah, yang ucapannya itu kembali ke lubuk hati yang yakin, melainkan Allah ampuni jiwa itu.”

Dari Thalhah bin Ubaidillah radhiyallahu’anhu ia mengatakan:
“Ketika Umar melihat Thalhah bin Ubaidillah dalam keadaan berat, ia berkata: “Ada apa engkau wahai Abu Fulan? Barangkali engkau diperlakukan buruk oleh istri pamanmu wahai Abu Fulan?”
Thalhah menjawab: “tidak (dan ia memuji-muji Abu Bakr), kecuali aku mendengar dari Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam sebuah hadits yang tidak ada penghalang bagiku untuk bertanya tentangnya kecuali taqdir yang menemui Nabi shallallahu’alaihi wa sallam hingga beliau meninggal. Aku mendengar beliau mengatakan:

“Sesungguhnya aku benar-benar tahu sepatah kalimat. Tidaklah seorang hamba mengucapkannya ketika menjelang kematiannya, kecuali Allah akan mencerahkan warna (kulitnya) dan Allah ringankan darinya penderitaannya.”

Maka Umar berkata: “sesungguhnya aku benar-benar tahu kalimat apa itu. Apakah engkau tahu kalimat yang lebih agung dari kalimat yang Rasulullah perintahkan kepada pamannya, yaitu kalimat Lailahaillallah?
Kata Thalhah: “Engkau benar, ya kalimat itu demi Allah.”

Tanda kedua:
Meninggal dalam keadaan berkeringat di dahi (keningnya),

berdasar hadits Buraidah bin Hushaib radhiyallahu’anhu, bahwa ia di Khurasan menjenguk saudaranya yang sedang sakit. Ternyata ia mendapatinya meninggal dan berkeringat dikeningnya. Maka ia berkata: Allahu akbar! Aku mendengar Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
“Matinya seorang Mukmin itu ditandai dengan keringat di kening.”

Tanda ketiga:
Meninggal pada malam Jum’at atau siangnya,

berdasarkan pada sabda Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam:
“Tidaklah seorang muslim meninggal pada hari Jum’at atau malam Jum’at kecuali Allah selamatkan dari fitnah kubur

Tanda keempat:
Mati syahid di medan jihad,

berdasar firman Allah subhanahu wa ta’ala dalam surat Ali Imran (169-170):
“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Rabbnya dengan mendapatkan rezki. Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bersenang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (Ali Imran: 169-170)
Dalam bab ini ada beberapa hadits:Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
“Bagi orang yang mati syahid ada enam bagian di sisi Allah: diampuni baginya sejak awal kucuran darahnya, ditampakkan tempat tinggalnya di jannah, dilindungi dari adzab kubur, aman dari kengerian yang dahsyat, dihiasi dengan hiasan iman, dijodohkan dengan bidadari yang bermata indah dan diijinkan mensyafa’ati tujuh puluh dari karib kerabatnya.”
Dari seorang sahabat Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bahwa ada seorang yang berkata:
“Ya Rasulullah, mengapa orang-orang mukmin mendapat fitnah dalam kubur mereka kecuali orang yang mati syahid? ”Rasulullah berkata: “cukup dengan kilatan pedang di atas kepalanya sebagai fitnah.” .
Catatan: Sangat diharapkan kesyahidan ini didapatkan bagi orang yang memintanya dengan ikhlas dari hatinya walaupun tidak mudah baginya mati syahid di medan perang. Hal ini berdasar kepada sabda Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam:
“Barangsiapa minta kesyahidan kepada Allah dengan jujur, niscaya Allah sampaikan ia pada kedudukan para syuhada walaupun mati di kasurnya.”

Tanda kelima:
Mati sebagai tentara di jalan Allah.

Dalam hal ini ada dua hadits:
Dari Abu hurairah radhiyallahu’anhu ia berkata:Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam berkata para sahabat: “Apa saja yang termasuk mati syahid di antara kalian?” Mereka menjawab: “Ya Rasulullah, barang siapa terbunuh di jalan Allah dialah orang yang syahid.” Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam berkata: “Kalau begitu orang yami syahid dikalangan umatku jumlahnya sangat sedikit.” Para sahabat berkata: “Jadi mereka itu siapa saja ya Rasulullah?” Rasulullah menjawab: “Barangsiapa yang terbunuh di jalan Allah maka dia mati syahid, barang siapa yang mati di jalan (membela) Allah maka dia mati syahid, barangsiapa yang mati karena wabah Tha’un dia mati syahid, barangsiapa mati karena sakit perut[2] dia mati syahid dan orang yang mati tenggelam dia syahid.” .

“Barangsiapa yang keluar di jalan Allah lalu ia mati atau terbunuh maka ia syahid. Atau terjatuh dari kudanya atau untanya, atau disengat binatang berbisa, atau mati di kasurnya dengan sebab kematian aoa saja yang dikehendaki Allah, maka ia syahid dan ia mendapat jannah.

Tanda keenam:
Meninggal dalam rangka mempertahankan harta yang akan dirampas, dalam hal ini ada beberapa hadits:Dari Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu’anhuma:

“Barangsiapa terbunuh dalam rangka mempertahankan hartanya (dalam sebuah riwayat: Barangsiapa diinginkan hartanya dengan cara yang tidak haq lalu ia memeranginya dan terbunuh) maka ia syahid.” .

Ada seseorang yang datang kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam lalu berkata: “Ya Rasulullah, bagaimana pendapat engkau jika ada seseorang yang ingin mengambil harta saya?” Rasulullah menjawab: Jangan berikan hartamu kepadanya!” Lalu orang itu berkata lagi: “Bagaimana pendapat engkau jika ia menyerang saya?” Kata Rasulullah: “Lawan dia!” kata orang itu lagi: “Bagaimana jika ia membunuh saya?” Rasulullah menjawab: “Kamu mati syahid.” Ia berkata lagi: “Bagaimana pendapat engkau jika saya membunuhnya?” Kata Rasulullah: “Ia masuk neraka.”
Dari Mukhariq radhiyallahu’anhu, ia berkata: “seseorang datang kepada Nabi shallallahu’alaihi wa sallam lalu berkata: “Bagaimana jika ada orang yang datang kepada saya mengiginkan harta saya?” Rasulullah berkata: “Ingatkan ia kepada Allah!” Orang itu berkata: “Jika ia tidak mau ingat?” Rasulullah berkata: “Mintalah pertolongan kaum muslimin yang ada di sekitarmu untuk menghadapinya!” Katanya lagi: “Jika tidak ada seorang pun dari kaum muslimin di sekitar saya?” Rasulullah menjawab: “Mintalah pertolongan kepada penguasa!” Kata orang itu lagi: “Jika penguasa itu jauh dari saya (sedangkan orang itu mendesak saya?)” Rasulullah berkata: “Berperanglah untuk mempertahankan hartamu hingga kamu menjadi di antara para syuhada di akhirat, atau kamu bisa mempertahankan hartamu (menang)!”


Tanda tujuh:
Meninggal dalam rangka mempertahankan agama dan jiwa, dalam hal ini ada dua hadits:

“Barangsiapa terbunuh karena mempertahankan hartanya maka ia syahid, barangsiapa terbunuh karena mempertahankan keluarganya maka ia syahid, barang siapa terbunuh karena mempertahankan agamanya maka ia syahid, barangsiapa terbunuh karena mempertahankan darahnya maka ia syahid

Tanda kedelapan :
Meninggal di atas amalan s
halih,

berdasar kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam:
“Barangsiapa yang mengucapkan laailaaha illallah dalam rangka mencari wajah Allah dan diakhiri hidupnya dengan amalan itu maka ia masuk jannah. Barangsiapa puasa satu hari dalam rangka mencari wajah Allah dan diakhiri hidupnya dengan amalan itu maka ia masuk jannah. Barang siapa bershadaqah satu shadaqah dalam rangka mencari wajah Allah dan diakhiri hidupnya dengan amalan itu maka ia masuk jannah.”

1 komentar: